previous arrow
next arrow
Shadow
Slider

Berita

Progam Studi Agribisnis USU, Fakultas Pertanian USU Mengadakan Kuliah Umum: “Perdagangan Bilateral Malaysia-Indonesia: Review Pengalaman Pengelola Kekarantinaan Produk Pertanian Asal Indonesia dan Potensinya Untuk Pengembangan Wirausaha Muda”

Program Studi Agribisnis USU didukung oleh Fakultas Pertanian USU telah melaksanakan Kuliah Umum dengan judul: “Perdagangan Bilateral Malaysia-Indonesia: Review Pengalaman Pengelola Kekarantinaan Produk Pertanian Asal Indonesia dan Potensinya untuk Pengembangan Wirausaha Muda” yang menghadirkan narasumber Puan Zarina Ramli, B.Sc., M.Sc., Direktur Ekonomi Pertanian Kementerian Pertanian Malaysia dan Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, S.P., M.Ec, Ketua Program Studi Agribisnis USU, pada Selasa, 23 Agustus 2022, bertempat di Gedung D.H. Penny Fakultas Pertanian USU
Kuliah 1

Turut pula hadir dalam acara tersebut beberapa pelaku usaha dari Malaysia; Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, yang diwakili oleh Ir. Joni Akim Purba, M.P.; Kamar Dagang dan Industri Sumatera Utara, yang diwakili oleh Dayan Sutomo; Dekan Fakultas Pertanian USU; Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis USU; para Dosen Program Studi Agribisnis USU; serta mahasiswa Magister Agribisnis USU (juga dihadiri Ujiana Sianturi yang merupakan Ketua Asosiasi UMKM Sumatera Utara) dan mahasiswa Program Studi Agribisnis S-1 USU.

Kuliah 2

Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian USU, yang diwakili Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si. Kemudian dilanjutkan sesi penyampaian materi, yang dipandu oleh seorang moderator, yang merupakan Dosen Program Studi Agribisnis sekaligus praktisi berpengalaman di bidang penyuluhan, komunikasi, dan pemberdayaan masyarakat pedesaan, yaitu Ir. Yusak Maryunianta, M.P.

Kuliah 4

Materi pertama dibawakan oleh Dr. Rulianda Prunomo Wibowo, S.P., M.Ec dengan judul “Perdagangan Bilateral antara Malaysia dan Indonesia”, lalu materi kedua dibawakan oleh Puan Zarina Ramli, B.Sc, M.Sc. dengan judul “Perdagangan Bilateral Malaysia-Indonesia: Review Pengalaman Pengelola Kekarantinaan Produk Pertanian Asal Indonesia dan Potensinya untuk Pengembangan Wirausaha Muda”. Peserta kuliah umum diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan guna diskusi kepada para narasumber di akhir perkuliahan. Para peserta, mengikuti kuliah umum dengan antusias, juga sesi diskusi berjalan secara interaktif dan “hidup”.

 

  

Program Studi Agribisnis Menawarkan Model Agrotourism dan Fisheries Tourism dalam Upaya Pemulihan Sektor Pertanian, Perikanan dan Pariwisata di Kabupaten Langkat

(Stabat, Langkat) Dampak dari COVID-19 yang melanda Indonesia sangat terasa di daerah Kabupaten Langkat, COVID-19 menjadi tantangan yang sangat besar dihadapi oleh para pimpinan daerah baik nasional maupun daerah. Tidak terkecuali pada Pada Kabupaten Langkat. Kabupaten Langkat mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif yaitu -0,86%. Jika dibandingkan dengan daerah yang lain, pertumbuhan negatif ini masih sangat relatif kecil. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Langkat masih didorong pada variabel konsumsi rumah tangga serta juga terjadi peningkatan ekspor komoditi yang berasal dari Kabupaten Langkat. 

Sebagai salah satu langkah taktis yang dilakukan oleh Kabupaten Langkat, Pemerintahan Kabupaten Langkat bergerak cepat dalam melakukan perencanaan kerja pemerintah daerah 2023. Pemerintah Kabupaten Langkat melaksanakan kegiatan Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2023 yang bertema Penyiapan Kompetensi SDM dan Peningkatan Layanan Infrastruktur untuk Mendukung Pemulihan Sektor Pertanian, Perikanan dan Pariwisata. Kegiatan berlangsung pada hari Senin, 31 Januari 2022 di Kantor Bupati Kabupaten Langkat.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Plt. Bupati Kabupaten Langkat, H Syah Afandin SH, dalam kegiatan ini dihadirkan tiga narasumber yaitu Kepala BAPPEDA Kabupaten Langkat, Rina Wahyuni Marpaung, S, STP., MAP.,; Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, Ir. Tuti Hidayati, M.Si; Ketua Program Studi Agribisnis, FP-USU, Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, S.P., M.Ec. 

DSC 0557

Dalam pemaparannya, Dr. Rulianda Purnomo Wibowo menekankan minimnya konektivitas menuju sentra-sentra pariwisata dan informasi mengenai destinasi wisata di Kabupaten Langkat. Selain itu, perlu adanya pembangunan agrotourism dan fisheries tourism dengan menggunkan model community based tourism yang menggunakan pendekatan pentahelix dalam menjalankan kegiatan bisnis pariwisata tersebut. kombinasi antara sektor pertanian, perikanan dan pariwisata dapat menjadi suatu produk unggulan daerah dalam upaya pemulihan perekonomian di Kabupaten Langkat. 

USU-BSI Tandatangani Kerja Sama Merdeka Belajar Kampus Merdeka

USU BSI

Universitas Sumatera Utara (USU) membuka tahun dengan mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak. Terbaru USU sepakati kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Kesepakatan ditandai dalam acara Kick Off dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Merdeka Belajar Kampus Merdeka Mitra USU-BSI yang digelar di Mandiri University, Medan, Selasa (18/01/2022). 

Rektor USU Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, menyaksikan penandatanganan yang dilakukan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi USU, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, Dekan Fakultas Pertanian USU, serta perwakilan dari Fakultas Hukum USU. 

Dalam sambutannya, Rektor USU mengapresiasi BSI atas kesepakatan yang telah dicapai antara kedua instansi. Ia berharap kerja sama ini dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak, terutama bagi mahasiswa USU yang akan melaksanakan program MBKM.

“Saya ucapkan terima kasih kepada BSI yang telah menerima dan membuka diri untuk dapat kerja sama dengan USU dalam pelaksanaan MBKM ini. Saya berharap 15 mahasiswa yang hari ini akan memulai kegiatan disini mendapatkan ilmu dan pengalaman yang berharga,” ujar Rektor USU. 

Muryanto Amin menyebutkan jika belajar bekerja sedang menjadi fenomena di kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa yang tertarik untuk meningkatkan keilmuan dengan mengikuti magang di berbagai perusahaan. Kolaborasi pendidikan secara teoritis dan praktis dinilai efektif meningkatkan pemahaman mahasiswa. 

“Belajar bekerja saat ini menjadi tranding. Alasannya karena sebagai mahasiswa, bekerja di perusahaan tidak ada PHK. Selain itu, belajar bekerja juga memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa. Jika selama ini hanya mendengarkan ceramah dosen di kelas, maka mahasiswa akan mendapatkan pengalaman menghadapi masalah nyata di dunia kerja,” ujarnya. 

Rektor USU menyebutkan dalam dunia magang, aspek teoritis tidak lagi seperti yang diajarkan di kelas, melainkan lebih kepada bagaimana pelaksanaan SOP. Selain itu, keilmuan yang mereka dapatkan diterapkan langsung untuk menyelesaikan masalah. 

“Apa yang harus dicapai mahasiswa menurut saya melalui program MBKM ini adalah disiplin, tanggung jawab, dan solutif. Mahasiswa merupakan transisi dari masa SMA yang ketat dengan aturan beralih kepada dunia perkuliahan. Dengan adanya magang, mereka di ajarkan untuk dapat disiplin. Hasil disiplin itu akan memunculkan rasa tanggung jawab. Ketika hal itu sudah tertanam, maka mahasiswa dapat mengajukan inovasi yang solutif karena sudah selesai dengan dirinya,” jelas Muryanto Amin. 

Ia menyebutkan sudah menjadi kewajiban perguruan tinggi untuk mempersiapkan mahasiswa yang siap untuk bekerja. Hal itu merupakan amanah dari orang tua saat menghantarkan anaknya ke bangku perkuliahan. 

Hadir juga dalam kegiatan itu Regional CEO BSI Region 2 Medan Kemas Erwan Husainy, Area Manager Area Medan Raya BSI Puja Nur Arief, Regional Deputy BSI Region 2 Medan Operation Deputy BSI, serta Staf Ahli Rektor Bidang Akademik dan Bidang Kerja Sama, Reni Asmara Ariga, S.KP, MARS, dan Siti Salmiah, drg., Sp.KGA.

Potensi Manfaat Sertifikasi ISPO bagi Pekebun

Diana Chalil CSSPO – Universitas Sumatera Utara

Palm Oil Supply Chain Lead Researcher & Lecturer, Universitas Sumatera Utara, Indonesia Founder & Coordinator, Consortium Studies on Smallholder Palm Oil (CSSPO)

Dr. Diana Chalil mulai mempelajari rantai pasok minyak sawit skala kecil pada tahun 2003 saat mengambil gelar PhD di University of Sydney.

Bu Diana 1

Sejak itu, ia telah menerbitkan sejumlah penelitian terkait minyak sawit, termasuk kekuatan pasar, sertifikasi, perdagangan bilateral, inklusivitas, risiko, beban kerja pemanenan, penanaman kembali, pengelolaan lanskap, dan kesejahteraan petani kecil.

Pada tahun 2015, Dr. Diana Chalil dan tim Universitas Sumatera Utara membentuk Consortium Studies of Smallholder Palm Oil (CSSPO) dengan rekan-rekan dari Indonesia (Universitas Jambi dan Universitas Malikussaleh), Malaysia (Universiti Putra Malaysia) dan Thailand (Prince of Songkla University) ( csspo.or.id). Sejak 2016, CSSPO telah bermitra dengan CIRAD, Pusat Penelitian Prancis untuk Pembangunan Internasional, menandatangani MoU pada tahun 2018 dan melakukan sejumlah proyek penelitian bersama dan mengadakan konferensi tahunan. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan inklusivitas dan keberlanjutan kebun sawit rakyat, CSSPO juga mengelola program pelatihan bagi petani sawit, terlibat dalam program penanaman kembali kebun sawit di Indonesia dan berpartisipasi aktif dalam Platform Minyak Sawit Indonesia.

Dr Chalil pada saat ini melakukan analisis kesenjangan antara kondisi eksisting pekebun dengan target yang akan dicapai untuk memenuhi syarat sertifikasi ISPO dan untuk mengeksplorasi potensi benefit yang dapat diperoleh pekebun setelah mendapatkan sertifikasi ISPO. Kajian dilakukan dengan pendekatan desk study dan konsultasi melalui Focus Group Discussion (FGD) serta wawancara.

Bu Diana 2

Dari kajian ini ditemukan bahwa implementasi sertifikasi ISPO bagi pekebun perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan melibatkan semua stakeholder. Kondisi eksisting menunjukkan bahwa secara umum masih banyak kriteria ISPO yang belum dipenuhi pekebun, walaupun kondisinya tergantung pada jenis kelompok. Pemenuhan legalitas STDB masih sangat rendah pada seluruh jenis kelompok, namun pemenuhan GAP cukup baik untuk kelompok dengan kemitraan yang sudah mapan seperti pada kelompok plasma/eks-plasma. Pekebun memerlukan insentif untuk bersedia terlibat. Salah satu insentif utama yang diharapkan adalah premium price. Kenyataannya peningkatan harga jual dan produktivitas bukanlah merupakan dampak langsung yang dapat dirasakan oleh pekebun bersertifikat ISPO.

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari kajian ini adalah: a) Perlunya pendataan dan pemetaan untuk penyusunan matriks rencana yang terukur; b) Perlunya perencanaan yang bertahap. Rencana yang bertahap dapat dilakukan setelah adanya identifikasi kelompok pekebun berdasarkan kesiapan pemenuhan kriteria ISPO, termasuk pemenuhan dokumen yang diperlukan; c) Perlunya keterlibatan seluruh stakeholder untuk meringankan biaya dan melancarkan mekanisme pelaksanaan Sertifikasi ISPO; d) ) Sumber dana yang diharapkan adalah dari BPDP/ sumber bantuan eksternal dan dana mandiri; e) Memperkuat pelaksanaan supporting system yang baik dari tingkat pusat sampai kabupaten, termasuk untuk pendataan, pengurusan STDB, SPPL maupun pengajuan dana sertifikasi

Secuil Kisah Kepedulian Sosok Dosen Agribisnis dan Keberhasilan PKM Multi Tahun  "Livelihood Recovery" Petani Korban Erupsi Sinabung serta Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pesisir

Gambar 3 OK

Sosok yang dikaruniai nama Yusak Maryunianta ini lahir dari satu keluarga miskin di Sukoharjo pada tanggal 24 Juni 1962. Tamat dengan gelar Insinyur pada tahun 1985 dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan sebagai Magister Pertanian tamat dari Prodi Ekonomi Pembangunan Pertanian Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung dengan predikat Cumlaude. Sosok kocak namun berprinsip kuat ini sejak tahun 1986 hingga sekarang mengabdi sebagai dosen tetap PNS di lingkungan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Selama hidup dan karirnya, yang bersangkutan menunjukkan concern yang tinggi terhadap pembangunan pertanian, dinamika sosial, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. Melihat concern dan pemahamannya terhadap permasalahan pedesaan, maka tidak mengherankan bila yang bersangkutan di sela kesibukannya sebagai pengajar, tetap aktif dalam beberapa organisasi Profesi seperti Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) dan Komisi Penyuluhan Pertanian.  Sosok ini juga sering di-hire oleh konsultan perencanaan pembangunan, institusi Pemerintah maupun non-Pemerintah sebagai tenaga ahli ataupun fasilitator free-lance. Tahun 1990-1998 dan 2002-2005 yang bersangkutan bergabung dengan JICA sebagai tenaga ahli Sosial Ekonomi, tahun 2006-2008 bersama USAID sebagai Participatory Planning Facilitator, dan tahun 2008-2010 dengan German Agro Action sebagai Community Empowerment Facilitator untuk Program Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami.

Sosok ini terus mengasah kepekaannya terhadap persoalan masyarakat pedesaan, khususnya masyarakat korban bencana. Berbekal keprihatinannya yang mendalam terhadap penderitaan masyarakat petani serta diawali dengan ide pemulihan penghidupan masyarakat korban erupsi Gunung Sinabung, maka sosok ini menggandeng beberapa dosen Prodi Agribisnis FP-USU lainnya (Dr. Ir. Sinar Indra Kesuma, MSi., Ir. Thomson Sebayang, MT dan Ir. M. Jufri, MSi) menggulirkan pengabdian masyarakat multi tahun (antara 2018-2021) bertajuk “Livelihood Recovery Petani Salak Korban Erupsi Sinabung di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo”. Pengabdian yang berbasis participatory need assesment ini dilaksanakan melalui serangkaian program yaitu penguatan kelembagaan, pendampingan Good Agricultural Practices (GAP), pengembangan agroindustri pedesaan dan pemasaran salak. Program pengabdian ini telah berhasil menyadarkan dan memberi semangat kepada petani untuk bangkit dari keterpurukan, bergulirnya praktek budidaya yang berwawasan kebencanaan dan berwawasan lingkungan, terbentuknya sistem kelembagaan agribisnis yang lebih efektif, terjalinnya kemitraan dinamis pada semua subsistem agribisnis, meningkatnya ketersediaan infrastruktur agribisnis (seperti jalan usaha tani, rumah kompos, pondok pengemasan dsb), mulai diterapkannya platform digital dalam pemasaran produk, dan mulai terinisiasinya pengembangan agrowisata. Yang paling menggembirakan adalah setelah melalui proses pendampingan multi tahun tersebut telah terjadi peningkatan lingkup pasar produk dari pasar tradisional ke pasar modern (melalui kemitraan dengan PT Silangit Farm) dan mulai terbukanya pasar ekspor salak ke Malaysia. Bahkan melalui digital marketing system, sekarang sedang dijajaki ekspor salak ke Arab Saudi. Selama Pandemi Covid 19 merebak, petani justru dapat menikmati harga relatif tinggi yaitu 10.000-11.000, dari sebelumnya hanya berkisar 6.500-8.000 rupiah per kg (Gambar 1).

 Y 1

Keberhasilan penerapan ide pengabdian pada masyarakat di atas sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi, karena pada periode sebelumnya (tahun 2014-2016), yang bersangkutan menjadi Ketua Tim Pengabdian Masyarakat skema Multi Tahun yang pertama kali digulirkan di lingkungan USU. Kegiatan Pengabdian pada masyarakat tersebut bertajuk “Pengentasan Kemiskinan berbasis Pemulihan Ekosistem dan Pengembangan Kelembagaan Partisipatif di Wilayah Pesisir Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang”. Pengabdian yang berbasis partisipasi masyarakat dan berpola pendampingan ini terbukti telah mampu mendinamisasi kelembagaan masyarakat pesisir, membangkitkan kesadaran masyarakat lokal terhadap pentingnya pelestarian hutan mangrove, berkembangnya usaha budidaya perikanan berbasis mangrove, meningkatkan jejaring kelembagaan desa pesisir, terinisiasinya agroindustri pedesaan berbasis mangrove, meningkatnya pendapatan nelayan dan meningkatnya status desa sebagai tapak edukasi lingkungan pesisir. Berkat pendampingan yang dilaksanakan Tim, Kelompok Mangrove desa ini pada akhir tahun 2014 pernah menjadi Juara I Sayembara Program Aksi Penataan Ruang Pada Lingkungan Tempat Tinggal yang diprakarsai oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara. Bahkan, yang membanggakan adalah setelah melalui proses seleksi dan evaluasi ketat dan berjenjang (dari daerah ke Pusat); salah satu ketua kelompok mangrove dampingan tim yaitu Anuar, berhasil memenangkan dan mendapatkan penghargaan tertinggi bidang Lingkungan Hidup “Anugerah KALPATARU” dari Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo) sebagai Perintis Lingkungan Terbaik Tingkat Nasional pada tahun 2016 (Gambar 2).

 Y 2

Page 1 of 4