previous arrow
next arrow
Shadow
Slider

Secuil Kisah Kepedulian Sosok Dosen Agribisnis dan Keberhasilan PKM Multi Tahun "Livelihood Recovery" Petani Korban Erupsi Sinabung serta Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pesisir

Secuil Kisah Kepedulian Sosok Dosen Agribisnis dan Keberhasilan PKM Multi Tahun  "Livelihood Recovery" Petani Korban Erupsi Sinabung serta Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pesisir

Gambar 3 OK

Sosok yang dikaruniai nama Yusak Maryunianta ini lahir dari satu keluarga miskin di Sukoharjo pada tanggal 24 Juni 1962. Tamat dengan gelar Insinyur pada tahun 1985 dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan sebagai Magister Pertanian tamat dari Prodi Ekonomi Pembangunan Pertanian Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung dengan predikat Cumlaude. Sosok kocak namun berprinsip kuat ini sejak tahun 1986 hingga sekarang mengabdi sebagai dosen tetap PNS di lingkungan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Selama hidup dan karirnya, yang bersangkutan menunjukkan concern yang tinggi terhadap pembangunan pertanian, dinamika sosial, penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. Melihat concern dan pemahamannya terhadap permasalahan pedesaan, maka tidak mengherankan bila yang bersangkutan di sela kesibukannya sebagai pengajar, tetap aktif dalam beberapa organisasi Profesi seperti Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) dan Komisi Penyuluhan Pertanian.  Sosok ini juga sering di-hire oleh konsultan perencanaan pembangunan, institusi Pemerintah maupun non-Pemerintah sebagai tenaga ahli ataupun fasilitator free-lance. Tahun 1990-1998 dan 2002-2005 yang bersangkutan bergabung dengan JICA sebagai tenaga ahli Sosial Ekonomi, tahun 2006-2008 bersama USAID sebagai Participatory Planning Facilitator, dan tahun 2008-2010 dengan German Agro Action sebagai Community Empowerment Facilitator untuk Program Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami.

Sosok ini terus mengasah kepekaannya terhadap persoalan masyarakat pedesaan, khususnya masyarakat korban bencana. Berbekal keprihatinannya yang mendalam terhadap penderitaan masyarakat petani serta diawali dengan ide pemulihan penghidupan masyarakat korban erupsi Gunung Sinabung, maka sosok ini menggandeng beberapa dosen Prodi Agribisnis FP-USU lainnya (Dr. Ir. Sinar Indra Kesuma, MSi., Ir. Thomson Sebayang, MT dan Ir. M. Jufri, MSi) menggulirkan pengabdian masyarakat multi tahun (antara 2018-2021) bertajuk “Livelihood Recovery Petani Salak Korban Erupsi Sinabung di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo”. Pengabdian yang berbasis participatory need assesment ini dilaksanakan melalui serangkaian program yaitu penguatan kelembagaan, pendampingan Good Agricultural Practices (GAP), pengembangan agroindustri pedesaan dan pemasaran salak. Program pengabdian ini telah berhasil menyadarkan dan memberi semangat kepada petani untuk bangkit dari keterpurukan, bergulirnya praktek budidaya yang berwawasan kebencanaan dan berwawasan lingkungan, terbentuknya sistem kelembagaan agribisnis yang lebih efektif, terjalinnya kemitraan dinamis pada semua subsistem agribisnis, meningkatnya ketersediaan infrastruktur agribisnis (seperti jalan usaha tani, rumah kompos, pondok pengemasan dsb), mulai diterapkannya platform digital dalam pemasaran produk, dan mulai terinisiasinya pengembangan agrowisata. Yang paling menggembirakan adalah setelah melalui proses pendampingan multi tahun tersebut telah terjadi peningkatan lingkup pasar produk dari pasar tradisional ke pasar modern (melalui kemitraan dengan PT Silangit Farm) dan mulai terbukanya pasar ekspor salak ke Malaysia. Bahkan melalui digital marketing system, sekarang sedang dijajaki ekspor salak ke Arab Saudi. Selama Pandemi Covid 19 merebak, petani justru dapat menikmati harga relatif tinggi yaitu 10.000-11.000, dari sebelumnya hanya berkisar 6.500-8.000 rupiah per kg (Gambar 1).

 Y 1

Keberhasilan penerapan ide pengabdian pada masyarakat di atas sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi, karena pada periode sebelumnya (tahun 2014-2016), yang bersangkutan menjadi Ketua Tim Pengabdian Masyarakat skema Multi Tahun yang pertama kali digulirkan di lingkungan USU. Kegiatan Pengabdian pada masyarakat tersebut bertajuk “Pengentasan Kemiskinan berbasis Pemulihan Ekosistem dan Pengembangan Kelembagaan Partisipatif di Wilayah Pesisir Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang”. Pengabdian yang berbasis partisipasi masyarakat dan berpola pendampingan ini terbukti telah mampu mendinamisasi kelembagaan masyarakat pesisir, membangkitkan kesadaran masyarakat lokal terhadap pentingnya pelestarian hutan mangrove, berkembangnya usaha budidaya perikanan berbasis mangrove, meningkatkan jejaring kelembagaan desa pesisir, terinisiasinya agroindustri pedesaan berbasis mangrove, meningkatnya pendapatan nelayan dan meningkatnya status desa sebagai tapak edukasi lingkungan pesisir. Berkat pendampingan yang dilaksanakan Tim, Kelompok Mangrove desa ini pada akhir tahun 2014 pernah menjadi Juara I Sayembara Program Aksi Penataan Ruang Pada Lingkungan Tempat Tinggal yang diprakarsai oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara. Bahkan, yang membanggakan adalah setelah melalui proses seleksi dan evaluasi ketat dan berjenjang (dari daerah ke Pusat); salah satu ketua kelompok mangrove dampingan tim yaitu Anuar, berhasil memenangkan dan mendapatkan penghargaan tertinggi bidang Lingkungan Hidup “Anugerah KALPATARU” dari Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo) sebagai Perintis Lingkungan Terbaik Tingkat Nasional pada tahun 2016 (Gambar 2).

 Y 2